Pengunjung

Viewers

Powered by Blogger.

Label

Translate

Popular

Contributors

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Fotografer multi media

Sebagai fotografer yang rajin menabung untuk masa depan, fotografer harus memiliki pribadi yang palugada (apa lu mau gue ada) dalam bidang yang berkaitan dengan fotografi. Salah satunya adalah multimedia. Mari kita kupas mengapa multimedia penting bagi fotografer.
Seperti biasa, mengerti arti kata mulitmedia sangat penting. Multimedia itu bisa jadi sebuah produk yang berasal dari banyak media. Menurut BBC, multimedia adalah suatu kombinasi dari komponen text, audio, visual serta video (gambar gerak). Sudah jelas bahwa fotografi masuk dalam komponen visual. Dari segi produk, fotografi sendiri sudah bisa berdiri sendiri dengan output berupa foto.

Fotografer sebagai produsen visual harus menyadari bahwa hidup di era digital harus selalu mengasah kemampuan non fotografis untuk bisa bersaing dengan fotografer di seluruh dunia. Untuk itu seorang fotografer harus menguasai 4 komponen dalam sebuah media. Ibarat seorang Avatar yang harus menguasai 4 elemen air, api, angin dan bumi, fotografer di masa depan harus siap membekali diri sendiri dengan 3 elemen lain, yaitu text, audio dan video (gambar gerak). Dan tidak mudah untuk mempelajari semua elemen tersebut, seorang Avatar juga perlu waktu lama bukan untuk mempelajarinya? Pengalaman bisa menjadi guru yang baik. Mencoba dan melakukan kesalahan bisa menjadi pelajaran. Disiplin bisa menjadi cara ampuh untuk menguasai 4 elemen tersebut. Gabungan dari 4 elemen tersebut memiliki efek yang dasyat lho *ini-ngomongin-avatar-atau-fotografi-sih?*

Saya lebih tertarik untuk menarik keluar 4 komponen dari arti multimedia, yaitu text, audio, visual serta video, karena mereka itulah media bisa dimaksimalkan (baik terpisah ataupun serempak) untuk menyampaikan pesan khalayak luas.


Text
Fotografer jurnalis memang sudah akrab dengan text, karena dalam setiap foto tunggal harus menulis caption, ataupun harus menulis naskah pendek untuk melengkapi foto essay/story. Mulai dari menulis caption, bisa dikembangkan menjadi sebuah cerita pendek. Dari sebuah cerita pendek, bisa diubah menjadi sebuah tulisan reportase. Dari sebuah tulisan reportase, bisa diubah menjadi tulisan opini. Dasar menulis sudah mengakar di seorang fotografer, dan itu yang harus dikembangkan. Bukankah menyenangkan mengembangkan potensi untuk mendukung kegiatan fotografi kita?
Lalu kemanakah text-text yang sudah dibuat itu muncul? Paling simpel dan memungkinkan adalah di BLOG. Menghadirkan tulisan-tulisan di tengah-tengah kesibukan menjadi seorang jurnalis memang sangat sulit. Namun sekali lagi, tidak ada salahnya dicoba. Banyak foto jurnalis di dunia ini menyempatkan waktunya untuk mengisi blog sebagai rumah pribadi untuk tulisan-tulisan personal mereka. Anda mengenal John Stanmeyer? Simak blognya disini. Dia menuliskan banyak pengalamannya saat liputan di belahan dunia dan banyak hal yang bisa kita petik pelajaran dari blognya John Stanmeyer yang dimulai tahun 2011 ini.

Audio
Sewaktu bekerja dengan John Stanmeyer, saya pertama kali mengetahui bahwa dia selalu merekam apa yang terjadi saat dia motret. Hal tersebut populer dengan sebutan field recording. Apa tujuan dari field recording tersebut? Menurut saya melihat slide show dengan musik tertentu itu sangat mengasyikkan, namun ada satu hal yang mengganjal. Copyright lagu adalah tembok utama ketika kita ingin upload slide show foto kita di internet. Salah satu cara yang paling unik adalah dengan menghadirkan field recording sebagai pengganti musik pada slide show foto.
Berarti seorang fotografer harus belajar mengedit audio dalam software tertentu. Terus terang, saya belum pernah belajar secara spesifik tentang audio dan recording. Mencari tahu di google adalah jalan tengahnya, selalu ada cara untuk mengembangkan diri.

Visual
Sebuah elemen dasar dari seorang fotografer adalah visual. Fotografer harus sadar, paham dan mengerti bahwasanya foto yang dihasilkannya adalah sebuah bahasa visual yang seharusnya mudah dipahami oleh khalayak luas. Selalu terdapat pesan tersirat maupun tersurat dalam sebuah foto. Kendali dalam 2 sifat pesan tersebut terletak pada fotografer, dalam artian bagaimana cara penyajian fotografer kepada khalayak? Jika ingin disajikan ke belahan dunia luas, apakah elemen visual yang ada di dalam foto sudah bisa diterima orang-orang di negara lain, yang notabene diwakili oleh seorang editor foto?
Jaman ini jaman edan, dimana 300 juta foto di upload di Facebook. Sebuah konsumsi visual yang gila bukan? Berapa foto yang ter upload di internet jika FB sudah menyumbang 300 juta? Sisi baiknya adalah semakin banyak literasi visual dari website-website bermutu yang akan menjadi sumber referensi, motivasi dan inovasi dalam fotografi. Avatar Eng bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia seorang pengendali angin yang baik?

Video (gambar gerak)
Kamera DSLR kita sudah dilengkapi kemampuan merekam dalam format HD adalah sebuah nilai plus dari seorang fotografer. Bisa menghasilkan sebuah video reportase lengkap beserta foto-foto mungkin akan menjadi keharusan di masa mendatang. Bukan hanya video, gambar gerak seperti time lapse juga menarik untuk dikaji sebagai salah satu media penyampai informasi dengan cara yang unik.

Kesimpulan
Text, audio, visual dan video memang menarik untuk dipelajari, namun ya tidak perlu sampai menjadi sarjana sastra atau sarjana audio (emang ada??). Mempersiapkan diri sejak kini akan menjadi berarti di satu saat nanti.

Tetap semangat
2w_^

0 Komentar untuk "Fotografer multi media"

Back To Top