Pengunjung

Viewers

Powered by Blogger.

Label

Translate

Popular

Contributors

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Mari Belajar dari Kesalahan Saya.


Sebenarnya bukan kesalahan, namun karena kurangnya pengetahuan saya dulu pas pertama belajar motret dan saat menekuni fotografi. Ini based on Pengalaman pribadi, maklum peralihan dari nikon FM10 ke FM3 itu masih dalam konteks manual, namun fm3 ke kamera digital penuh dengan intrik. Bagi yang pernah mengalami masa kejayaan Film, pasti akan merasakan hal yang sama.


Berikut kesalahan dan intrik yang saya alami pada saat belajar motret:

1. tidak pernah memakai RAW file.
Stigma pertama kalo pake RAW itu bikin penuh hard disk, kedua ndak bakal dibesarin segede billboard. Salah besar. 
RAW itu arti harfiahnya mentah, bahan mentah. Apapun yang mentah kalo diolah pasti akan menjadi matang. Ya begitu pula dengan foto. Untuk menjaga aset kita, file RAW adalah pilihan wajib bagi fotografer. Lebih enak, RAW+Jpeg Small. JADI: biasakan motret dengan RAW. Konsekuensinya adalah menyediakan storage yang cukup banyak, ya minimal 1 Terabyte.

2. tidak pernah mau motret pake flash
Ada beberapa alasan saya tidak pernah atau jarang pake flash. Pertama, saya termasuk golongan available light. Kedua, lebih suka menaikkan ISO. Ketiga, belum punya flash karena mahal. Keempat, tidak pernah belajar fungsi utama dan operasioanl flash. Cukup Fatal alasan saya.
Setelah terjun di dunia commersial, betapa betapa dan betapa begonya saya waktu disodorkan wajib menggunakan flash. TIDAK ADA KATA TERLAMBAT. Saya belajar dan belajar. Baru sadar, dan sangat ajaib sekali efek dari flash jika digunakan dengan tepat.

3. tidak punya baterei cadangan
Jaman pake FM3a yang bernama Keropi, baterei ndak abis-abis, bertahun-tahun pokoknya. Saya kedapatan baretei abis pake FM3a sekali saja, pas Pesta Perayaan Maulid Nabi di Batu. Trik saya waktu itu, minta tolong temen saya untuk lightmeter. Order saya: "Asa 400, diafragma 4, ketemu speed berapa?" Temenku jawab "Ketemu 250...", dengan bekal itu, 2 roll Neopan 400 jadi semua.
Itu cerita jaman film, begitu beralih ke d200 (namanya didi), berkali-kali saya kehabisan baterei. Kan kalo kamera digital tidak ada hitungan 36 frame, jadi berasa tidak habis-habis roll-nya. Yang habis batereinya, jadi saya beli baterei cadangan, tepatnya setelah invoice dari klien wedding cair, hehee. Tak lama setelah beli baterei, saya dapati bahwa d200 itu ada bug bernama Batterei Death Sindrome. Ngeri juga namanya, dan ngeri juga akibatnya di kamera, moro-moro mati sendiri padahal baterei masih penuh. Terlepas dari itu d200 sudah 5 tahun berkarya dan bekerja bersamaku. JADI: Belilah baterei cadangan baik itu untuk kamera ataupun untuk Flash.

4. memori card abis
Perkasa dengan power, tidaklah lebih baik dari dengan hanya punya 1 baterei. Akan sangat percuma kalo baterei penuh namun memori juga penuh. Onokkkk ae kamera digital iki. Ya maklum memori saya dulu cuma CF 1 Gb. Jaman 2006 memori top itu 4Gb kalo ndak salah, karena mahal, ya belilah CF 2 Gb buatan negeri Kungfu Panda, dan sekali lagi setelah bayaran dari kantor Jakarta turun. 

5. tidak membackup file di hard drive lain.
Mari membayangkan situasi berikut: Anda baru saja memulai usaha fotografi commersial dan sudah 1,5 tahun motret, mengumpulkan dan membuat portfolio. Suatu ketika, Hard disk CPU anda rusak dan tidak bisa direcoveri. Anda menghadapi kenyataan bahwa karya selama 1,5 tahun berjuang mati-matian sirna karena hal sepele, tidak pernah membackup file anda. Itu yang saya alami di tahun 2008. Evaluasi dan Revolusi sistemlah saya lakukan waktu itu.


6. selalu pake auto WB
Suatu kesempatan langka dan jarang-jarang John menawarkan diri, malah menagih, "where is your photos Wiwid, i want to know". Lak yo kaget kalo digituin. Pas konsentrasi ngedit foto buat buku Spirit of Island lagi, ya gimana lagi. Saya keluarkan foto-foto balerina, ya kebetulan juga bawa project itu aja. Foto-foto saya kelihatan sangat kacau WB-nya setelah masuk Mac dengan layar 29 inch, 2 biji lagi. Karena saya bekerja sebagai editor foto, otomatis itu menjadi cambuk dan bumerang bagi saya sendiri. Dari hampir seratus foto yang saya slideshow, John hanya menyukai 1 foto. 
JADI: jangan sekali-sekali meremehkan WB. Meskipun bisa diolah di komputer, akan tetap enak jikalau memotret dengan WB yang benar.

7. Terlalu sering melihat foto di LCD
Kebiasaan buruk itu, sama sekali tidak melatih kepekaan kita dalam motret. Terlalu sering lihat LCD juga akan mengebabkan kita sering kehilangan momen. Selain itu menyebabkan baterei kamera cepat habis.JADI: sesekali aja liat LCD, jangan terlalu sering lihat LCD. Latihlah kepekaan dalam motret. 

8. kurang buka internet
Jujur, internet itu gudang ilmu. Ndak bakal kenal siapa Joey Laurence kalo ndak buka internet. Mungkin karena saya termasuk orang-orang "lama", belajar fotografi ya dari majalah Fotomedia yang legendaris itu. Bahkan ada temen saya bernama Rinal, yang khatam alias hafal isi2nya. Tanya tentang apa, dia nanti ingat Fotomedia Cover apa. Sedappp..

Semoga pengalaman saya bermanfaat bagi anda semua.
Keep Calm ^^)v


Tag : tips
0 Komentar untuk "Mari Belajar dari Kesalahan Saya."

Back To Top