Pengunjung

Viewers

Powered by Blogger.

Label

Translate

Popular

Contributors

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

18% abu-abu dan Asal Usul adanya fungsi Kompensasi

Saya selalu heran tiap kali motret objek hitam dengan mode Av, Tv atau P, selalu hasilnya abu-abu. Selidik punya selidik ternyata kamera digital, baik poket ataupun DLSR, itu membaca pencahayaan di warna hitam dan putih itu 18% abu-abu. Jadi, secara otomatis kamera akan mencari konfigurasi pencahayaan agar mendapatkan 18% abu-abu.
Ini adalah grey card dan histogram abu-abu selalu berada di tengah-tengah.
Angka 18% sendiri bukan hadir tanpa alasan. Lebih dari 50 tahun Kodak (kini udah mundur dari dunia fotografi) menganalisa ratusan ribu foto dan mendapati hasil bahwa ternyata rata-rata foto yang dianalisa tersebut  merefleksikan warna abu-abu sebesar 18%. Berdasarkan analisa tersebut, maka lightmeter pada kamera dikalibrasi sehingga menghasilkan pembacaan cahaya / metering sebesar 18% abu-abu.

Nah efeknya adalah ketika kita dihadapkan pada pemandangan yang dominan putih (seperti saat salju) akan terlihat abu-abu. Hal ini dikarenakan semua mode auto tanpa flash-on (Av/A, Tv/S, P) otomatis mencari speed dan diafragma yang akan menghasilkan pembacaan rata-rata 18% abu-abu. Dan peristiwa di atas juga berlaku pada warna hitam. Untuk membuktikannya, saya memotret kertas putih dan kertas hitam pada mode P.
Bukan sulap bukan sihir, mode P pada 7D membuat kertas putih jadi abu-abu.
Data teknis: Mode P, f/5, speed 1/200 lensa 50mm
Kalau yang ini sebenarnya warna hitam, berubah menjadi abu-abu karena motretnya pake mode P. Data teknis:
mode P, f/2, speed 1/60 lensa 50mm
Semula saya pikir bego bener kamera 7D ini, namun ternyata hal ini berlaku di kamera teman-teman saya. Mulai dari 450D, 60D, D5100, D7000 bahkan D3s juga sama saja. Ternyata semua kamera ditipu oleh warna hitam dan putih.

Berdasarkan fakta diatas, hadirlah teknologi penyelamat bernama KOMPENSASI. Jika anda sadari, kamera-kamera film jaman dahulu tidak ada fasilitas kompensasi pencahayaan. Namun sekarang semua kamera DSLR terdapat fungsi kompensasi pencahayaan.

Jika kita motret objek hitam dengan latar belakang hitam dengan menggunakan mode auto, maka dapat dipastikan kita akan bermain sulap. Agar mendapatkan pencahayaan yang tepat, disinilah kompensasi berperan penting. Mari kita lihat contoh foto saya berikut:
Background tidak berwarna hitam solid, begitu pula dengan warna lensa. Background: jaket hitam, sumber cahaya: lampu belajar, Mode Av, f/2.8 speed 1/40, tanpa kompensasi.
Nahh ini dia yang saya mau, background hitam solid dengan lensa berwarna hitam pula. langsung laku lensa kakakku ini. Mode: Av, f/2.8 speed 1/160, kompensasi pada - (minus) 2.
Dengan melihat contoh diatas, kompensasi berperan untuk menghasilkan foto yang saya inginkan. Dengan kompensasi - (minus) 2, artinya kamera akan memilih speed 2 stop under dari setting foto pertama (karena tanpa kompensasi) yaitu dari speed 1/40 ke speed 1/160.

Bagaimana kalo objek putih dengan background putih? Jika pada contoh diatas, saya mengunderkan, nah kalau untuk objek putih kompensasi harus di angka +1 s/d +3 stop (di-over-kan). Mari kita lihat bersama foto saya berikut ini:
Kertas HVS putih jadi abu-abu, magic mouse juga tidak putih. Mode: Av, f/2, speed 1/400.
Sekarang magic mouse jadi putih karena penggunaan fungsi kompensasi. Mode Av, f/2 speed 1/125 kompensasi +1
Kesimpulan
Teknologi kompensasi lahir untuk menjawab kalibrasi 18% abu-abu pada semua tipe kamera.

Tetap abu-abu
2w_^

0 Komentar untuk "18% abu-abu dan Asal Usul adanya fungsi Kompensasi"

Back To Top