Foto-foto dari rekan-rekan di facebook - thanks untuk Iwel, Santo Goofy, Adrianto Raharjo, Qee, dkk - bikin saya kangen motret makro. Kebetulan ada beberapa alat yang bisa dijadikan macro converter, di antaranya:
Problemnya, tambahan panjang macro converter di depan lensa menyebabkan timbulnya bayangan jika digunakan flash seperti ini:
saya jadi ingat pengalaman bersama master Adrianus Juniarno waktu motret di Dago Pakar. Kita mesti membuat alat untuk "mengarahkan" dan :menyebarkan" cahaya flash (selanjutnya saya tulis difuser) untuk hasil terbaik.Dengan peralatan berupa gunting, penggaris, pensil dan lem, saya membuat difuser dari bahan seadanya, yaitu:
Dalam kondisi terpasang, bentuknya jadi begini:
Hasil pemotretan dengan menggunakan macro converter dan diffuser:
Selanjutnya akan kita bandingkan, alat mana yang lebih nyaman digunakan untuk memotret macro. :-)
- lensa jadul 50 mm f/1.9 untuk reversed lens
- kaca pembesar/ lup untuk converter murah-meriah
- 0.45x wide// 1.4x macro converter buatan Jepang
Problemnya, tambahan panjang macro converter di depan lensa menyebabkan timbulnya bayangan jika digunakan flash seperti ini:
saya jadi ingat pengalaman bersama master Adrianus Juniarno waktu motret di Dago Pakar. Kita mesti membuat alat untuk "mengarahkan" dan :menyebarkan" cahaya flash (selanjutnya saya tulis difuser) untuk hasil terbaik.Dengan peralatan berupa gunting, penggaris, pensil dan lem, saya membuat difuser dari bahan seadanya, yaitu:
- karton bekas kotak hardisk bagian luar
- kertas foto untuk pelapis dan pemantul (reflektor) di bagian dalam
- kertas tisu atau kertas kalkir untuk peredam cahaya di depan
- isolasi sebagai pelapis luar
- lakban untuk "menempelkan" difuser ke body kamera
Dalam kondisi terpasang, bentuknya jadi begini:
Hasil pemotretan dengan menggunakan macro converter dan diffuser:
Selanjutnya akan kita bandingkan, alat mana yang lebih nyaman digunakan untuk memotret macro. :-)
0 Komentar untuk "Macro Tools"