Thursday, December 15, 2011
Mengurangi Goyangan pada KameraGoyangan pada kamera disebabkan oleh kombinasi pergerakan tangan fotografer atau ketidakmampuan dalam menjaga kamera dalam kondisi diam atau tetap, shutter speed dan fokus lensa (focal length) yang panjang sehingga akan menghasilkan gambar yang blur atau buram. Panjang fokus lensa jika dikombinasikan dengan shutter speed yang lambat akan menciptakan situasi di mana shutter speed terlalu lambat untuk membekukan gambar sebelum kamera bergerak secara signifikan.
Goyangan pada kamera dapat dicegah dengan menggunakan tripod, memegang kamera dengan posisi yang benar atau menaikkan nilai shutter speed ke nilai yang lebih besar dari panjang fokus (focal length). Sebagai contoh, jika panjang fokus sama dengan 100mm maka shutter speed nya harus di set ke 1/100 detik atau lebih cepat.
|
Kamera yang goyang akan menghasilkan gambar yang blur |
Catatan: beberapa lensa memiliki fitur mengstabilkan gambar (contoh: IS, Image Stabilizer pada lensa Canon) yang memungkinkan fotografer mengambil gambar dengan nilai shutter speed yang lebih kecil dari panjang fokus lensa.
Menghilangkan Red Eye pada GambarRed eye adalah suatu fenomena dimana mata manusia bersinar merah pada gambar yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh jarak yang dekat antara flash (terutama fash yang built-in) ke lensa kamera. Ketika flash menyala, cahaya akan memantulkan warna darah yang terdapat dalam pembuluh dibelakang mata objek yang kemudian cahayanya masuk kembali kedalam lensa. Orang yang bermata biru sangat rentan terhadap fenomena red eye ini karena memiliki pigmen yang lebih sedikit untuk menyerap cahaya.
|
Contoh red eye pada foto yang dihasilkan |
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk meminimalkan atau menghilangkan red eye dalam gambar. Beberapa kamera memiliki fitur red eye reduction yang memaksa iris mata objek menutup sebelum gambar diambil. Masalah utama dengan metode ini adalah seringnya memaksa objek untuk sengaja menutup mata sebelum gambar diambil dan tidak selalu sepenuhnya menghilangkan efek red eye.
Metode yang lebih efektif adalah dengan penggunaan flash eksternal yang dipasang pada hot-shoe kamera. Flash eksternal secara radikal akan merubah sudut jatuhnya flash terhadap objek, hal tersebut akan mencegah lensa menangkap pantulan cahaya dari warna darah dibelakang mata objek yang difoto.
|
Cahaya flash eksternal yang dipantulkan dari mata tidak masuk ke lensa |
|
Cahaya flash built-in yang dipantulkan dari mata masuk ke lensa |
Mengurangi Digital NoiseDigital noise merupakan efek polkadot (bintik-bintik) pada gambar dengan eksposur yang lama atau gambar dengan ISO yang tinggi pada situasi pencahayaan yang kurang. Efek digital noise paling terlihat pada gambar yang diambil dalam situasi cahaya yang rendah dan ISO yang tinggi.
|
Digital Noise pada ISO yang tinggi |
Digital noise dapat dikurangi dengan menggunakan setting ISO antara 100 dan 400. Setting ISO 400 akan memberikan eksposure yang lebih tetapi ISO 400 sedikit menampilkan digital noise.
|
Digital noise vs ISO |
Saat ini umumnya kamera DSLR mempunyai fitur noise reduction, jika fiturnya dihidupkan maka noise reduction secra otomatis akan aktif ketika mengambil gambar dengan eksposure yang lama. Sisi negatif dari fitur ini adalah kamera membutuhkan waktu jeda yang signifikan antar pengambilan gambar. Salah satu cara untuk menghindari waktu jeda ini adalah dengan mematikan fitur noise reduction pada kamera dan gunakan pengaturan aperture noise reduction setelah memindahkan gambar ke komputer.
0 Komentar untuk "Tips Menghindari Kesalahan Umum Dalam Pemotretan"